Apakah kamu menyukai minuman yang
berwarna dan manis? Menurutmu, bahan apa yang ditambahkan ke dalam minumanmu
agar bisa memiliki warna yang menarik dan memiliki rasa yang manis? Agar suatu
makanan atau minuman memiliki rasa dan warna yang menarik biasanya seseorang
akan menambahkan suatu zat ke dalam makanan atau minuman tersebut. Zat tambahan
tersebut dinamakan zat aditif. Apa itu zat aditif? Apa saja jenis - jenis zat
aditif? Apa saja keuntungan dan kerugian dari penggunaan zat aditif terhadap
kesehatan kita? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simaklah pembahasan berikut
ini.
A. Pengertian.
Zat aditif adalah zat – zat
yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau
penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif pada makanan
didasarkan pada pertimbangan mutu dan kestabilan makanan agar tetap terjaga dan
untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses
pengolahan.
Zat aditif makanan
ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk memperbaiki
tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan gizi, menjaga
agar makanan tidak cepat rusak, dan lain sebagainya. Bahan yang tergolong zat
aditif makanan harus dapat :
1.
Memperbaiki kualitas atau gizi makanan.
2.
Membuat makanan tampak menarik.
3.
Meningkatkan cita rasa makanan, dan
4.
Membuat makanan menjadi tahan lama.
Zat aditif makanan dapat
dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1.
Zat aditif alami, seperti lesitin dan asam
sitrat.
2.
Zat aditif sintesis, seperti amil asetat, dan
asam karbonat.
B. Jenis – jenis dari zat aditif.
Di dunia ini terdapat berbagai
macam zat aditif, baik itu alami maupun buatan manusia. Berdasarkan fungsinya,
baik itu alami maupun buatan, zat aditif yang digunakan untuk makanan terdiri
dari bahan pewarna, bahan pemanis, bahan penyedap, dan bahan pengawet.
1.
Bahan
pewarna.
Bahan
pewarna berfungsi untuk menambahkan warna pada makanan dan minuman. Pemberian
warna pada makanan umumnya bertujuan agar makanan terlihat lebih segar dan
menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya. Zat pewarna yang
biasa digunakan, yaitu :
a.
Zat
pewarna alami.
Kunyit |
Zat pewarna jenis ini dibuat dari ekstrak bagian – bagian tumbuhan
atau hewan tertentu. Keunggulannya yaitu : lebih sehat untuk dikonsumsi. Namun,
kelemahannya yaitu : cenderung memberikan rasa dan aroma khas yang tidak dinginkan,
warna mudah rusak karena pemanasan, warnanya kurang kuat (pucat), dan macam
warnanya terbatas.
Berikut ini contoh bahan pewarna alami beserta warna yang
dihasilkannya.
1)
Biru : buah murbei, buah
anggur
2)
Kuning : kunyit
3)
Jingga : wortel
4)
Hijau : daun suji
5)
Cokelat : kakao, karamel
6)
Merah : buah naga
7)
Hitam : arang (tidak
dianjurkan)
b. Zat pewarna sintetis
Pewarna Makanan Sintetis |
Zat pewarna jenis ini dibuat
dari bahan – bahan kimia. Keunggulannya : harganya murah, praktis dalam
penggunaannya, warna lebih kuat dan tahan lama, terdapat banyak variasi warna,
dan warna tidak cepat rusak karena pemanasan. Di dunia ini, terdapat banyak
jenis – jenis pewarna sintesis, namun tidak semua jenis pewarna sintesis bisa
digunakan sebagai pewarna makanan, Seperti pewarna tekstil. Pewarna tekstil dan
cat tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan karena mengandung logam –
logam berat seperti arsen, timbal, dan raksa yang bersifat racun bagi tubuh.
Berikut ini contoh pewarna
sintetis beserta warna yang dihasilkannya.
1) Merah : carmoisine, amaranth, erythrosine
2) Jingga : sunset yellow FCF
3) Kuning : tartrazin, quineline yellow
4) Hijau : fast green FCF
5) Biru : briliant blue FCF, indigocarmine (indigotine)
6) Ungu : violet GB
2.
Bahan Pemanis
Madu |
Bahan
pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Bahan
pemanis dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan.
Pemanis
alami yang umum dipakai adalah gula pasir, gula kelapa, gula aren, gula lontar,
bit, madu, dan buah – buahan. Senyawa yang membuat rasa manis pada gula
tersebut adalah sukrosa. Pemanis alami juga berfungsi sebagai sumber energi.
Jika kita mengonsumsi pemanis alami secara berlebihan, kita akan mengalami
resiko kegemukan. Contoh pemanis alami yaitu :
1)
Kelapa
2)
Gula tebu
3)
Gula merah
4)
Aren
5)
Madu
6)
Kulit kayu manis
7)
Buah – buahan
Pemanis Buatan |
Selain pemanis alami, ada juga pemanis
buatan. Pemanis buatan ini antara lain aspartam, sakarin, asesulfam kalium, dan
siklamat. Pemanis buatan merupakan produk pangan yang manis seperti gula, namun
rendah kalori. Diproduksi untuk dikonsumsi oleh orang yang ingin mengurangi
asupan gula tinggi kalori, namun ingin tetap terasa manis, khususnya bagi
penderita kencing manis. Contoh pemanis buatan yaitu :
1)
Sakarin
2)
Dulsin
3)
Natrium siklamat
4)
Aspartam
5)
Magnesium siklamat
6)
Kalsium siklamat
7)
Kalium assesulfat
Walaupun pemanis buatan memiliki keunggulan dibanding pemanis
alami, kita perlu menghindari konsumsi pemanis buatan secara berlebihan karena
dapat menimbulkan efek samping bagi kesehatan. Misalnya, penggunaan sakarin
yang berlebihan selain akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit juga
merangsang terjadinya tumor di kantong kemih.
3.
Bahan
Pengawet
Pengawet Alami |
Ada sejumlah cara agar makanan tetap layak
untuk dimakan walaupun sudah tersimpan lama. Salah satu caranya yaitu dengan
menambahkan zat aditif kelompok bahan pengawet ke dalam makanan. Bahan pengawet
adalah bahan yang ditambahkan pada makanan supaya masa simpan makanan lebih
lama. Bahan pengawet ada 2 jenis, yaitu bahan pengawet alami dan bahan pengawet
sintesis (buatan).
Bahan pengawet alami berasal dari alam,
seperti gula yang biasa dipakai untuk mengawetkan buah – buahan (manisan) dan
garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan.
Bahan pengawet buatan berasal dari sintesis
bahan – bahan kimia. Seperti asam cuka yang dapat dipakai sebagai pengawet
acar, kalsium propionat/natrium propionat dan natrium metasulfat sebagai
pengawet produk roti, kue kering, dan tepung.
Dalam menggunakan bahan pengawet, kita harus
menetahui apakah bahan pengawet yang kita gunakan aman dikonsumsi atau tidak.
Karena ada juga pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan
makanan. Seperti formalin dan boraks. Jika pengawet ini digunakan, maka akan
menimbulkan resiko untuk kesehatan.
Berikut ini nama bahan – bahan pengawet
yang diijinkan oleh Badan POM Indonesia.
1)
Asam Benzoat
2)
Kalsium Benzoat
3)
Asam Propionat
4)
Kalsium Propionat
5)
Asam Sorbat
6)
Kalsium Sorbat
7)
Belerang Dioksida
8)
Natrium Benzoat
9)
Etil p-hidroksi Benzoat
10)
Dan masih banyak lagi jenis – jenisnya.
4.
Bahan Penyedap.
Bahan penyedap rasa dan aroma diberikan
pada makanan untuk menambah, mempertegas rasa dan aroma pada makanan. Pada
dasarnya, bahan penyedap dibedakan menjadi bahan penyedap rasa dan bahan
pemberi aroma.
Penyedap Rasa yang Alami |
Penyedap rasa adalah bahan tambahan makanan
yang digunakan untuk meningkatkan cita rasa makanan. Dapat diperoleh dari bahan
alami maupun dari bahan sintesis. Penyedap rasa alami dapat berupa bawang
putih, gula, garam dapur, udang, teri, atau ebi dan kaldu ayam atau sapi.
Penyedap rasa sintesis yang sering digunakan adalah Monosodium glutamat
(MSG). MSG dibuat dari
fermentasi tetes tebu oleh bakteri. Bakteri akan membentuk bahan yang dinamakan
asam glutamat. Asam glutamat ini kemudian akan diolah menjadi Monosodium
glutamat (MSG) yang sering digunakan untuk penguat rasa protein.
Penyedap Rasa Buatan |
Pemberi aroma adalah bahan yang dapat
memberikan aroma tertentu pada makanan. Zat pemberi aroma ada yang bersifat
alami dan sintesis. Zat pemberi aroma alami berasal dari bahan segar atau
ekstrak dari bahan alami, misalnya dari ekstrak buah strawberry, ekstrak buah
anggur, minyak atsiri atau vanili. Zat pemberi aroma sintesis berasal dari
bahan – bahan kimia seperti amil kaproat (aroma apel), amil asetat (aroma
pisang ambon), etil butirat (aroma nanas), vanilin (aroma vanili) dan metil
antranilat (aroma buah anggur).
Untuk lebih jelasnya, berikut ini tabel
bahan penyedap rasa dan aroma alami dan buatan.
Komentar
Posting Komentar