Setiap planet di tata surya pasti
bergerak. Gerakan – gerakan planet ada 2 jenis, yaitu : gerakan berputar pada
porosnya (rotasi) dan gerakan berputar mengelilingi matahari (revolusi).
Seperti planet – planet lainnya, Bumi pun juga bergerak berotasi dan
berevolusi.
A.
Revolusi
Bumi dan Peristiwa yang Menyertainya.
Waktu
yang diperlukan bumi untuk berevolusi satu putaran penuh mengelilingi matahari
adalah 365,25 hari. Saat berevolusi, bumi tidak selalu tegak lurus terhadap
bidang ekliptika, melainkan miring dengan arah yang sama membentuk sudut 23,50
terhadap matahari. Sudut ini diukur dari garis imajiner yang menghubungkan
kutub utara dengan kutub selatan yang disebut sumbu rotasi.
Peristiwa
– peristiwa yang terjadi ketika bumi berevolusi, diantaranya :
1.
Perubahan musim.
Perubahan musim diakibatkan kemiringan tetap sumbu bumi
yang menyebabkan kutub – kutub bumi bergantian menghadap matahari. Belahan bumi
utara dan selatan mengalami 4 musim, yakni musim semi, musim panas, musim
gugur, dan musim dingin. Periode
perubahan musim dibagi menjadi empat bagian.
§
Tanggal 21 Maret sampai 21 Juni, belahan
bumi bagian utara mulai bergerak mendekati matahari. Hal ini mengakibatkan
belahan bumi utara mengalami musim semi dan siang hari yang lebih lama. Belahan
Bumi selatan mengalami musim gugur dan siang hari yang lebih pendek daripada
malam hari.
§
Tanggal 21 Juni sampai 23 September,
belahan bumi bagian utara condong ke arah matahari, sedangkan belahan bumi
bagian selatan berada pada titik terjauh dari matahari. Hal ini mengakibatkan
belahan bumi bagian utara mengalami musim panas dan belahan bumi bagian selatan
mengalami musim dingin.
§
Pada tanggal 23 September sampai 21
Desember, belahan bumi bagian selatan mulai mendekati matahari dan belahan bumi
bagian utara bergerak menjauhi matahari. Belahan bumi bagian utara mengalami
musim gugur dan siang hari lebih pendek daripada malam hari. Belahan bumi
bagian selatan mengalami musim semi dan siang hari lebih lama.
§
21 Desember sampai 21 Maret belahan bumi
bagian utara berada pada posisi terjauh dari matahari dan belahan bumi bagian
selatan berada pada titik terdekat dengan matahari. Belahan bumi bagian utara
mengalami musim dingin, sedangkan belahan bumi bagian selatan mengalami musim
panas.
Bagian bumi yang terletak antara 23,50 LU dan 23,50 LS (daerah tropis)
tidak mengalami pergantian 4 musim. Daerah tropis, seperti Indonesia
mendapatkan cahaya matahari sepanjang tahun.
2.
Gerak Semu Tahunan Matahari.
Matahari
tampak terbit dari tempat yang berbeda setiap periode. Dalam setahun matahari
seolah – olah bergerak atau berpindah tempat. Gerak inilah yang disebut gerak
semu tahunan matahari.
3. Fotoperiode.
Periodisitas
radiasi Matahari merupakan lamanya matahari memancarkan sinarnya ke permukaan
bumi dalam kurun waktu 24 jam. Adanya rotasi dan revolusi bumi akan
mempengaruhi lamanya periode siang dan malam di berbagai tempat di bumi.
Panjang hari dapat berbeda pada setiap tempat menurut garis lintang. Daerah di
dekat equator, panjang hari antara siang dan malam sekitar 12 jam per harinya.
Namun, untuk daerah yang semakin jauh dari equator panjang hari dapat lebih
atau kurang dari 12 jam sesuai dengan pergerakan matahari.
Salah satu
dampak perbedaan panjang siang dan malam dalam kehidupan sehari-hari dapat
dilihat pada tumbuhan di sekitar. Tidak semua buah atau bunga dapat ditemukan
sepanjang tahun. Hal tersebut dapat terjadi karena lamanya periode penyinaran
matahari (fotoperiode) dapat mempengaruhi lamanya fase-fase suatu
perkembangan tanaman tertentu.
Di
Indonesia, panjang hari tidak banyak berbeda dari bulan ke bulan selama satu
tahun, perbedaan hari terpanjang dan terpendek hanya 50 menit. Semakin jauh
dari equator perbedaan panjang hari akan semakin besar. Dengan demikian
pengaruh panjang hari terhadap tanaman juga jarang ditemui di daerah tropis.
Fase-fase
perkembangan yang dapat dipengaruhi oleh fotoperiode diantaranya adalah
perkecambahan, pertumbuhan vegetatif, dan fase perbungaan. Respon fisiologis
tanaman terhadap panjang siang relatif dan panjang malam relatif disebut fotoperiodisme.
Berdasarkan fenomena tersebut, beberapa tanaman membutuhkan lama penyinaran
yang berbeda untuk mendorong fase-fase perkembangannya. Berdasarkan respon
tumbuhan terhadap fotoperiode tersebut, tumbuhan dibagi menjadi tiga golongan,
yaitu sebagai berikut.
a)
Tumbuhan
Hari Panjang
Tumbuhan
ini merupakan tumbuhan yang menunjukkan respon berbunga lebih cepat, apabila
siang hari lebih panjang. Batas waktu kritis penyinaran tumbuhan harinya
panjang adalah sekitar 12-14 jam. Contoh, bayam berbunga jika siang hari
berlangsung selama 14 jam atau lebih. Lobak, selada, dan kebanyakan tumbuhan
sereal merupakan contoh tumbuhan hari panjang.
b)
Tumbuhan
Hari Pendek
Tumbuhan
ini merupakan tumbuhan yang menunjukkan respon berbunga lebih cepat, apabila
siang hari lebih pendek. Batas waktu kritis penyinaran tumbuhanhari pendek
sekitar 11-15 jam. Contoh tumbuhan hari pendek antara lain krisanteum, dan
beberapa varietas kedelai.
c)
Tumbuhan
Hari Netral
Tumbuhan
ini merupakan tumbuhan yang respon berbunganya tidak dipengaruhi oleh panjang
hari. Tanaman-tanaman yang ada di daerah tropis yang mengalami 12 jam siang dan
12 jam malam dapat berbunga terus-menerus sepanjang tahun. Misalnya, tomat,
padi, dan delion tidak terpengaruh oleh adanya fotoperiode dan berbunga ketika
tanaman mencapai tahap kematangan tertentu, dan tidak peduli seberapa panjang
siang harinya tersebut.
B.
Rotasi
Bumi dan Peristiwa yang Menyertainya.
Gerak
berotasi bumi yaitu dari arah barat ke timur. Waktu yang diperlukan Bumi untuk
melakukan satu kali rotasi adalah 24 jam (persisnya 23 jam 56 menit 4 detik).
Selang waktu tersebut disebut satu hari.
Peristiwa
– peristiwa yang terjadi ketika bumi berotasi adalah:
1.
Gerak Semu Harian Matahari.
Bumi
berotasi dengan arah gerakan dari barat ke timur. Akibatnya, matahari/bintang
di langit nampak seolah – olah terbit di sebelah timur dan bergerak lalu
tenggelam di sebelah barat. Padahal, yang bergerak itu bukan matahari,
melainkan Bumi yang berputar pada porosnya. Gerak yang tidak sebenarnya ini lah
yang dinamakan gerak semu harian matahari.
2. Pergantian Siang dan Malam.
Akibat
rotasi, bumi mengalami pergantian siang dan malam. bagian yang menghadap ke
matahari akan mengalami siang,
sebaliknya, bagian bumi yang membelakangi matahari akan mengalami malam.
Panjang
periode siang atau malam hari di berbagai tempat di Muka Bumi berbeda – beda.
Di daerah khatulistiwa, lamanya siang dan malam hampir sama yaitu 12 jam.
Adapun di daerah kutub, lamanya siang kadang lebih panjang daripada malam atau
sebaliknya. Selain itu, adanya rotasi Bumi menyebabkan perbedaan waktu di
berbagai tempat.
3.
Perbedaan Waktu di Berbagai Tempat di
Muka Bumi.
Kala
rotasi bumi memerlukan waktu 24 jam dan sudut tempuh sejauh 3600
bujur. Berarrti setiap derajat bujut ditempuh dalam waktu
= 4 menit. Hal ini berarti
bahwa setiap wilayah yang berjarak 150 bujur akan mengalami
perbedaan waktu sekitar 1 jam. Angka ini berasal dari pembagian sudut tempuh
dengan waktu tempuh (3600 : 24 = 150).
Garis bujur 00
melalui kota Greenwich, sehingga waktu pangkal ditetapkan di Greenwich. Waktu
standar di sebelah barat 00 waktunya dikurangi, sebaliknya di
sebelah timur 00 waktunya ditambah. Bujur 1800 yang
berada di Samudra Pasifik ditetapkan sebagai Batas Penanggalan Internasional
(International Date Line). Artinya, wilayah bumi bagian timur dari 00 sampai
1800 BT, 1 hari lebih awal daripada tanggal di belahan bumi bagian
barat, dari 00 sampai 1800 BB.
Indonesia
terletak di antara 950 BT dan 1410 BT. Artinya, panjang
wilayah Indonesia adalah 460. Jika setiap 150 selisih
waktunya 1 jam, maka Indonesia memiliki 3 daerah waktu, yaitu Waktu Indonesia
Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Timur (WIT).
Waktu Indonesia Barat (WIB) meliputi Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Barat,
dan Kalimantan Tengah. Waktu Indonesia Tengah (WITA) meliputi Sulawesi, Bali,
Nusa Tenggara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Waktu Indonesia Timur
(WIT) meliputi Kepulauan Maluku dan Papua.
Karena
bumi berputar dari arah barat ke arah timur, maka daerah di timur akan
mengalami terbit dan terbenam matahari lebih dahulu. Oleh karena itu, waktu di
wilayah WIT 1 jam lebih cepat daripada waktu di wilayah WITA. Dan waktu di
wilayah WITA 1 jam lebih cepat daripada waktu di wilayah WIB.
4.
Perbedaan Percepatan Gravitasi di
Permukaan Bumi.
Akibat
rotasi bumi, percepatan gravitasi bumi akan berbeda di berbegai tempat.
Percepatan gravitasi di daerah kutub lebih besar daripada di daerah
khatulistiwa. Rotasi bumi telah menyebabkan bentuk bumi berbentuk tidak bulan
sempurna. Bumi pepat di bagian kutubnya dan menggembung pada bagian
khatulistiwa. Bentuk ini mengakibatkan jari – jari bumi di daerah kutub dan
khatulistiwa berbeda. Akibatnya, jarak permukaan bumi di kutub lebih dekat ke
pusat bumi daripada di daerah khatulistiwa.
Komentar
Posting Komentar