DEBAT (Pengertian, Tujuan, Fungsi, Peran, Etika, Unsur, Ciri, Jenis, Susunan, dan Tata Cara)

Ilustrasi Kegiatan Debat
Sumber : http://laurapietraeducation.blogspot.com
Dalam kehidupan sehari – hari, pasti memiliki berbagai permasalahan. Penyelesaian dari permasalahan – permasalahan tersebut akan dipikirkan oleh manusia – manusia yang terlibat di dalam permasalahan tersebut. Namun, masing – masing manusia memiliki pendapat dan pemikiran yang berbeda satu sama lain. Untuk menjembatani perdapat yang berbeda tersebut, maka diadakan debat untuk memperdengarkan pendapat dari masing – masing pihak. Apa itu debat? Bagaimana suatu debat dapat terbentuk? Simak pembahasan berikut ini!
A.      Pengertian Debat.
Debat memiliki pengertian yang sangat luas. Beberapa pihak dan ahli memiliki definisinya masing – masing setelah melalui berbagai kajian dan pemikiran. Berikut pengertian debat dari beberapa ahli.
1.       Menurut KBBI
Debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing – masing.
2.       Menurut Wikipedia
Debat adalah kegiatan adu argumenasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan.
3.       Menurut Asidi Dipodjojo
Debat adalah proses komunikasi secara lisan yang dinyatakan dengan bahasa untuk mempertahankan pendapat. Setiap pihak yang berdebat akan menyatakan argumen/pendapat dan memberikan alasan dengan cara tertentu agar pihak lawan atau pihak lain yang mendengarkan perdebatan itu menjadi menerima dan berpihak kepadanya.
4.       Menurut G. Sukadi
Debat pada hakikatnya saling adu argumenasi antarpribadi atau antar kelompok manusia dengan tujuan mencapai kemenangan atau kesepakatan.
5.       Menurut Henri Guntur Tarigan
Debat adalah saling adu argumenasi antar beberapa pihak dengan tujuan mencapai kemenangan satu pihak.
Dari pengertian – pengertian di atas, kesimpulan dari pengertian debat adalah suatu kegiatan yang melibatkan minimal dua pihak yang berbeda pandangan yang dilakukan melalui komunikasi lisan untuk melakukan pertukaran pendapat/argumenasi disertai dengan alasan dan fakta pendukung dimana setiap pihak penyampai argumen akan berusaha meyakinkan pihak lawannya bahwa argumennya paling benar dan dapat diterima oleh pihak lawan.
B.      TUJUAN, FUNGSI, & PERAN DEBAT
Suatu debat yang dilakukan pasti memiliki tujuan, fungsi, dan perannya masing – masing. Ketiga hal tersebut tergantung dari jenis debat apa yang dilakukan, apa tema debat yang dibincangkan, dan apa tujuan akhir dari para peserta debat.
TUJUAN DEBAT
Tujuan dari diadakannya debat adalah untuk menjembatani perbedaan pendapat diantara masing – masing pihak, untuk meyakinkan dan memperdengarkan pendapat – pendapat yang berbeda, dan diakhiri dengan menghargai perbedaan tersebut. Tujuan lainnya yaitu melatih keberanian mengemukakan pendapat, melatih mematahkan pendapat lawan, meningkatkan kemampuan merespon dengan cepat suatu permasalahan, dan lain sebagainya.
Tujuan dari debat tidak hanya yang disebutkan sebelumnya, tujuan lain dari diadakannnya debat tergantung dari apa yang ingin dicapai dari masing – masing pihak yang terlibat dalam debat. Seperti meraih kemenangan atas argumenasi demi mendukung sesuatu yang ingin ditegakkan atau dijalankan, menunjukkan kebenaraan atas sesuatu yang sedang dipermasalahkan. Dan tujuan lainnya.
FUNGSI DEBAT
Fungsi dari diadakannya debat adalah untuk melatih keberaniaan dalam menyampaikan argumen – argumen di depan umum, melatih berbicara, melatih untuk menanggapi pendapat dari lawan bicara, meningkatkan kemampuan dalam merespon suatu masalah dengan cepat dan tepat melalui sikap dan cara berpikir kritis terhadap suatu permasalahan, serta menambah pemahaan atas suatu konsep atau teori terutama yang berhubungan dengan materi.
Peran Debat
Dibalik adu argumenasi yang terjadi pada debat, tersimpan peran yang sangat penting untuk seluruh sector kehidupan manusia. Di bidang pendidikan, debat berperan sangat penting untuk perkembangan peserta didik. Dengan diadakannya debat, siswa dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam berbicara mengungkapkan pendapatnya. Siswa juga dilatih untuk mengumpulkan berbagai informasi yang memperkuat argumennya dan menyampaikan kepada para pendengar, serta berlatih untuk mendengar dan menghargai pendapat orang lain. Oleh karena itu, debat dapat diperlombakan dalam dunia pendidikan.
Di bidang lainnya, debat berperan sangat penting. Di lingkungan pemerintahan, sering terjadi debat untuk menentukan keputusan yang terbaik, seperti dalam pembuatan peraturan perundang – undangan. DI bidang hukum, debat dilakukan untuk menentukan keputusan terhadap terdakwa atau tersangka. Begitu juga untuk bidang – bidang lainnya, seperti bidang bisnis, perekonomian, pertanian, energy, dan lain sebagainya.
Etika Debat
Dalam debat, semua orang yang terlibat harus menjunjung tinggi etika – etika debat agar tidak terjadi kerusuhan atau tindakan anarkis lainnya sehingga debat berjalan dengan damai dan tenteram. Etika ini harus diterapkan dalam setiap penyampaian pendapat, menanggapi pendapat, bertanya, hingga saling adu argumenasi.
Etika yang harus diterapkan dalam menyampai pendapat terhadap permasalahan yang diterapkan adalah menyampaikan dengan Bahasa yang mudah dimengerti, sopan, tidak menyinggung orang lain, tidak menggunakan kata – kata yang kasar, pendapat tersebut harus berdasarkan fakta alias tidak dikarang – karang atau dibuat – dibuat, dan lain sebagainya.
Etika yang harus diterapkan dalam menanggapi pendapat yaitu menanggapi dengan Bahasa yang santun, sopan, tidak menggunakan kata – kata yang kasar, tidak menyinggung perasaan orang, dan lain sebagainya.
Etika saat bertanya dalam debat diantaranya bersungguh – sungguh dalam mencari data, tidak menguji pembicara, pertanyaan langsung menuju fokus permasalahan, mengajikan pertanyaan – pertanyaan khusus, menghindari cara berpikir yang salah, tidak menyangkutpautkan prasangka emosional ketika bertanya, dan menunjukkan sikap wajar.
Etika saat adu argumenasi atau inti dari debat diantaranya memiliki pengetahuan yang baik dan luas, memiliki kemampuan yang baik dalam mengomunikasikan argumenasi atau persuasi, dapat membuktikan kekurangan atau kesalahan atau celah dari argumenasi lawan debat, paham akan prinsip – prinsip dalam penyampai persuasi dan penggunaan argumenasi dalam melemahkan pernyataan lawan, mampu menyampaikan argumenasi secara terarah, runtut, jelas, lancer, serta mengapresiasi fakta.
C.      UNSUR – UNSUR DEBAT.
Suatu debat memiliki beberapa unsur yang biasanya dan pasti ada di setiap debat. Unsur – unsur tersebut diantaranya
1.       Mosi.
Mosi di debat sama dengan topik atau tema dalam diskusi. Mosi inilah yang menjadi panduan atau pedoman dalam menyampaikan argumen masing – masing pihak yang berdebat. Jadi, pengertian dari mosi adalah suatu pernyataan positif yang dapat berasal dari kehidupan sehari – hari atau isu yang sedang hangat diperbincangkan yang akan menentukan arah da nisi dari suatu debat. Mosi dalam debat dapat diambil dari berbagai peristiwa maupun isu – isu yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat, seperti :
a.       Kenaikan Harga BBM berdampak pada kenaikan harga barang dan jasa di kehidupan masyarakat dari kelas bawah sampai kelas atas.
b.       Pelanggaran wilayah kedaulatan di laut maupun di udara harus ditindak secara tegas dengan menunjukkan kekuatan fisik kemiliteran Indonesia.
c.       Para pelaku korupsi harus dihukum mati.
2.       Tim Afirmasi (Pro).
Tim Afirmasi adalah tim yang menyetujui atau mendukung mosi. Tim ini akan menyusun segala pendapat dan argumen untuk mendukung mosi tersebut berdasarkan fakta – fakta di lapangan dan nantinya di dalam debat tim ini akan menentang pendapat dan argumen dari Tim Oposisi.
3.       Tim Oposisi (Kontra).
Tim Oposisi adalah tim yang menentang atau menolak mosi. Tim ini sekaligus akan menentang pendapat dan argumen dari tim Afirmasi. Jadi, tim ini akan berusaha mengumpulkan segala informasi dan menyusun pendapat yang akan menenang mosi dan pendapat dari Tim Afirmasi.
4.       Tim Netral.
Tim Netral adalah tim yang tidak mendukung ataupun menolak mosi. Tim ini tidak memihak kepada pendukung maupun penolak. Sebagai tim penengah, tim ini akan mengambil segala sisi positif maupun sisi negative dari mosi yang diperdebatkan. Keberadaan tim ini tidak diwajibkan, hanya sebagai opsional.
5.       Moderator.
Moderator adalah orang yang memimpin dan mengatur jalannya debat agar tertib dan aman. Yang akan dilakukan oleh moderator seperti membacakan tata tertib debat, mempersilahkan masing – masing pihak untuk memperkenalkan diri, mempersilahkan masing – masing pihak untuk mengungkapkan pendapat atas mosi maupun pendapat pihak lawan, dan lain sebagainya sesuai yang direncanakan.
6.       Juri dan Penonton.
Keberadaan juri dalam debat adalah sebagai penilai dalam suatu debat. Sedangkan keberadaan penonton dalam debat sebagai pihak yang mengikuti jalannya debat.
7.       Penulis (Notulen).
Tugas dari Penulis dalam debat adalah sebagai orang atau pihak yang akan mencatat semua hal – hal yang berkaitan dengan debat, seperti mencatat mosi debat, mencatat pendapat dari masing – masing pihak tentang mosi debat, mencatat sanggahan dan pendapat dari masing – masing pihak tentang pendapat dari masing – masing pihak lawan, dan mencatat hasil akhir dari debat.

D.      CIRI – CIRI DEBAT.
Selain memiliki unsur – unsur, debat juga memiliki beberapa ciri – ciri, diantaranya :
1.       Harus ada pihak yang mengatur dan mengarahkan jalannya perdebatan (Moderator).
2.       Harus ada, minimal, dua sudut pandang terhadap mosi yaitu Mendukung (Pro) dan Menolak (Kontra).
3.       Terjadi kegiatan saling adu argumenasi untuk menguji argumen dari masing – masing pihak.
4.       Terdapat proses mempertahankan argumenasi dari masing – masing pihak pendebat.
5.       Bila diperlukan, akan ada sesi tanya jawab antara pihak yang berdebat.
6.       Hasil akhir atau kesimpulan dari debat didapat dari keputusan juri maupun voting dari para penonton.
E.       JENIS – JENIS DEBAT.
Debat memiliki banyak jenis tergantung dari siapa yang menjadi peserta debat, apa permasalahan yang diperdebatkan, bagaimana tata cara dari debat tersebut, dan bagaimana hasil akhir dari debat tersebut. Berikut ini adalah beberapa dari jenis – jenis debat.
1.       Debat Parlementer (Assembly or Parlementary Debate).
Debat ini juga dikenal sebagai Debat Majelis. Debat ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan maupun menambah dukungan pada suatu undang – undang tertentu. Di dalam debat ini setiap peserta berhak untuk mengajukan pandangan mengenai undang – undang yang dibahas, baik itu pandangan mendukung undang – undang maupun pandangan menolak undang – undang. Setiap peserta dipersilahkan untuk mengemukakan pendapatnya setelah diberi izin oleh majelis.
2.       Debat Pemeriksaan Ulang (Cross-Examination Debate).
Debat ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam debat ini, terjadi pengajuan serangkaian pertanyaan yang satu sama lain saling berkaitan sehingga menyebabkan individu yang mendapat pertanyaan dapat mendukung posisi yang ingin ditegakkan maupun diperkokoh oleh si pemberi pertanyaan.
3.       Debat Formal/Konvensional.
Tidak seperti jenis debat sebelumnya, di dalam debat ini setiap peserta diberi kesempatan menyampaikan argumen dan pendapatnya, baik itu mendukung maupun menolak mosi, kepada para pendengar atau audiens. Setiap peserta akan mendapat jatah waktu yang sama dan argumen yang disampaikan harus masuk akal, jelas, dan berkaitan dengan kebutuhan bersama.
4.       Debat Kompetitif/Pendidikan.
Debat kompetitif adalah debat yang dilakukan dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di tingkat satuan pendidikan dengan peserta debat adalah peserta didik satuan tingkat pendidikan tersebut. Debat seperti ini tidak seperti debat yang dilakukan di tingkat parlemen. Debat ini tidak bertujuan untuk menghasilkan suatu keputusan, tetapi lebih diarahkan untuk mengembangkan kemampuan dari peserta debat seperti kemampuan dalam mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan terstruktur, mendengarkan pendapat yang berbeda, dan meningkatkan kemampuan berbahasa asing bila dilakukan dengan menggunakan Bahasa asing. Debat ini dilakukan sebagai pertandingan dengan aturan main yang jelas dan ketat. Debat disaksikan oleh beberapa juri dan penonton. Juri yang ditunjuk akan menilai masing – masing dari tim pendebat dan akan menentukan pemenang dari sebuah debat. Pemenang dari debat kompetitif ini adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan kemampuan debat yang baik.
5.       Debat Proposal (Policy Debate).
Dalam debat gaya ini, dua tim menjadi penganjur dan penentang sebuah rencanayang berhubungan dengan mosi debat yang diberikan. Mosi debat pada umumnya mengenai perubahan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Kedua tim masing – masing akan memainkan perang sebagai Afirmasi (Pendukung Proposal) dan Oposisi (Penentang Proposal). Di Indonesia, debat ini kurang popular dibanding negara lain seperti Amerika Serikat.
F.       SUSUNAN ACARA DEBAT.
Susunan dari acara debat dapat ditentukan berdasarkan keinginan dari pihak penyelenggara masing – masing. Secara umum, sebuah acara debat memiliki beberapa susunan sebagai berikut.
1.       Perkenalan. Di bagian ini setiap tim, baik itu afirmasi, oposisi, dan netral, akan memperkenalkan diri mereka. Setiap tim mendapat jatah perkenalan masing – masing sesuah arahan moderator. Juri yang menilai debat juga akan diperkenalkan oleh moderator.
2.       Penyampaian argumen. Di sesi ini, setiap tim akan menyampaikan argumen nya sesuai dengan mosi yang telah disebutkan oleh moderator. Penyampaian argumen dimulai dari tim afirmasi, dilanjut tim oposisi, hingga tim netral. Setiap tim akan mendapat jatah waktu penyampaian argumen yang sama sesuai arahan moderator.
3.       Inti debat. Sesi ini bisa dikatakan sebagai inti dari acara debat karena di sesi ini setiap tim akan menyanggah pendapat dari masing – masing tim. Jatah waktu yang diberikan setiap tim sama sesuai arahan moderator.
4.       Kesimpulan. Ini merupakan sesi terakhir dari debat. Sesi ini diawali dengan pernyataan penutup dari masing – masing tim, dilanjut dengan penyampaian pendapat – pendapat para juri tentang debat yang telah dilakukan, dan diakhiri dengan penyampaian kesimpulan dari debat yang telah dilakukan oleh moderator.
G.      TATA CARA DEBAT YANG BAIK.
Suatu debat akan berjalan dengan baik apabila setiap peserta mematuhi tata cara debat yang baik yang telah disepakati sebelumnya. Adapun tata cara debat yang baik adalah sebagai berikut.
1.       Memahami dan menjalankan peraturan debat yang telah disepakati sebelumnya oleh peserta debat.
2.       Pertanyaan dan tanggapan diajukan secara professional, tidak menghina, menguji, merendahkan, ataupun menyerang lawan secara pribadi. Pertanyaan dan tanggapan harus fokus pada inti permasalahan debat.
3.       Ajukan argumen dengan analisis yang kritis, masuk akal, dan runtut. Jangan menyampaikan argumen secara terbata – bata dan berbelit – belit.
4.       Kenali dan ketahui kelebihan dan kelemahan lawan. Hal ini sangat penting untuk menyusun strategi debat sehingga efektih dalam menyangkal dan mempengaruhi lawan.
5.       Usahakan argumen yang disampaikan tidak banyak dikarenakan jatah waktu yang diberikan adalah sama untuk setiap tim dan tidak mungkin ada perpanjangan waktu karena waktu telah ditetapkan sebelumnya. Susun argumen seringkas mungkin dan sesuai dengan poin – poin yang ingin disampaikan dan langsung merujuk pada inti permasalahan.
6.       Sajikan gagasan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Sertakan data – data valid yang dapat mendukung argument atau gagasan.
7.       Dalam menyusun dan menyampaikan argument, gunakan selalu logika agar argument sesuai dengan fakta di lapangan.
8.       Ketahui dan pahami dengan baik tentang kesalahan – kesalahan umum saat berpikir terutama saat penyelesaian masalah. Hal ini berfungsi untuk mengetahui kelemahan argumentasi lawan.

Debat hampir sama dengan adu mulut yang biasa kita lakukan dengan kawan kita, hanya saja dalam debat lebih disusun sistematis dan tertib. Jadi, antara debat dengan adu mulut adalah suatu hal yang sangat berbeda. Saat berdebat, selalu patuhi tata tertib agar tidak terjadi bentrokan dan permusuhan. Selalu sampaikan argument mu secara logis dan berdasarkan fakta. Hal – hal itulah yang harus kita tegakkan dalam berdebat. Semoga materi yang telah saya sampaikan berguna bagi para pembaca.


Sumber :

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/06/pengertian-debat-unsur-tujuan-ciri-jenis-tata-cara-dan-struktur-debat-lengkap.html

Komentar