Setiap orang yang memiliki suatu usaha pasti memiliki keinginan untuk
bisa mencapai keuntungan. Keuntungan didapat setelah hasil penjualan melebihi
biaya yang dikeluarkan untuk usaha tersebut. Namun, sebelum bisa mencapai level
keuntungan maka akan melewati dulu suatu level yang namanya BREAK EVEN POINT
atau dalam Bahasa Indonesia berarti TITIK IMPAS. Bahkan seorang pengusaha akan
menentukan terlebih dahulu level Titik Impas mereka karena dari Titik Impas
seorang pengusaha dapat menentukan keuntungan yang dapat mereka dapatkan. Apa
itu BREAK EVEN POINT? Apa saja manfaatnya? Bagaimana cara menghitungnya! Simak
penjelasan berikut!
A. Pengertian
Break Even Point.
Break Even Point, disingkat BEP, dalam Bahasa
Indonesia berarti Titik Impas, adalah suatu titik dalam suatu usaha dimana
total pendapatan yang didapat sama dengan total pengeluaran yang telah dikeluarkan
untuk sejumlah produk yang diproduksi dan yang dijual. Berarti, di titik BEP
ini, suatu usaha tidak mencapai untung ataupun rugi.
Setiap ahli memiliki pendapat masing – masing
mengenai definisi Break Even Point, seperti :
- Menurut Horngren dkk
(2006:448), break even point atau titik impas merupakan suatu tingkat
penjualan dimana laba operasinya adalah nol: Total pendapatan sama dengan
total pengeluaran.
- Menurut Simamora (2012:170),
BEP atau titik impas adalah volume penjualan dimana jumlah pendapatan dan
jumlah bebannya sama, tidak ada laba maupun rugi bersih.
- Menurut Hansen dan Mowen
(2011:4), titik impas (break even point) adalah titik dimana total
pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama dengan
nol.
- Menurut Yamit (1998:62), BEP
dapat diartikan suatu keadaan dimana total pendapatan besarnya sama dengan
total biaya (TR=TC).
- Menurut Prawirosentono
(2001:111), Break Even Point Analysis (BEP) merupakan titik produksi,
dimana hasil penjualan sama persis dengan total biaya produksi.
- Menurut Mulyadi (2000:232),
impas (Break Even) adalah keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba
dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika
jumlah pendapatan (revenues) sama dengan jumlah biaya atau apabila laba
kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja.
- Menurut Bustam dan Nurlela
(2006:208), Break Even Point adalah suatu keadaan dimana perusahaan yang
pendapatan penjualannya sama dengan total jumlah biayanya atau besarnya
kontribusi margin, sama dengan total biaya tetap, dengan kata lain
perusahaan ini tidak untung dan tidak rugi.
- Menurut Garrison (2006:335),
Break Even Point adalah tingkat penjualan dimana laba sama dengan nol,
atau total penjualan sama dengan total beban atau titik dimana total
margin kontribusi sama dengan total beban tetap.
B. Manfaat
Perhitungan BEP.
Manfaat dari dilakukannya perhitungan BEP
adalah :
1.
Sebagai
alat perencanaan untuk menghasilkan laba.
2.
Memberikan
informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan
kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
3.
Mengevaluasi
laba dari perusahaan secara keseluruhan.
4.
Mengganti
system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti.
Beberapa ahli juga merumuskan mengenai manfaat
dari dilakukannya perhitungan BEP bagi manajemen dan perusahaan. Manfaat
perhitungan BEP menurut Carter dan Usry, yaitu :
1.
Membentu
memberikan informasi maupun pedoman kepada manajemen dalam memecahkan masalah –
masalah lain yang dihadapinya.
2.
Membantu
manajemen dalam mengambil keputusan menutup usaha atau tidak serta memberikan
informasi kapan sebaiknya usaha tersebut diberhentikan/ditutup.
Manfaat perhitungan BEP menurut Bustami dan
Nurlela adalah sebagai berikut.
1.
Untuk
mengetahui jumlah penjualan minimum yang harus dipertahakan perusahaan agar
tidak merugi.
2.
Mengetahui
jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan
tertentu.
3.
Mengetahui
seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian.
4.
Mengetahui
bagaimana efek perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan.
5.
Menentukan
bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah laba yang ditargetkan.
C. Cara
Menghitung BEP.
Kondisi BEP dalam suatu usaha yang dilakukan
tercapai apabila total pendapatan yang diterima dari penjualan sejumlah unit
produk sama dengan total pengeluaran yang digunakan untuk memproduksi unit
produk yang terjual. Bila dirumuskan menjadi sebagai berikut.
TR = TC
Dengan :
TR = Total Revenue (Pendapatan Total)
TC = Total Cost (Pengeluaran Total)
Suatu keadaan BEP tercapai apabila telah
menjual beberapa unit produk maupun mencapai jumlah pendapatan tertentu.
Sehingga untuk menghitung BEP digunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan jumlah
unit produk dan pendekatan nilai pendapatan.
Maksud perhitungan BEP dengan pendekatan jumlah
unit produk adalah jumlah minimal produk yang harus dijual untuk mencapai titik
BEP. Berikut Rumus perhitungan BEP dengan pendekatan jumlah unit produk.
Maksud perhitungan BEP dengan pendekatan nilai
pendapatan adalah jumlah minimal pendapatan yang harus dicapai dari penjualan
beberapa unit produk. Berikut Rumus perhitungan BEP dengan pendekatan nilai
pendapatan.
Dengan :
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variable Cost (Biaya Variabel per unit)
P = Price List (Harga jual produk per unit)
Contoh Soal.
Seorang pengrajin memulai suatu usaha kerajinan
untuk satu jenis produk. Ia membeli peralatan seharga Rp 100.000. Ia
mengeluarkan biaya untuk membeli bahan kerajinan Rp 8.000 per unit produk yang
ia jual. Jika ia menjual produknya seharga Rp 10.000 setiap unitnya, berapa
banyak produk yang harus dihasilkan supaya tidak rugi maupun untung dalam
bentuk unit maupun rupiah!
Dik : FC
= Rp 100.000
VC
= Rp 8.000 per unitnya
P
= Rp 10.000 per unitnya
Dit : BEP dalam UNIT maupun RUPIAH
Jawab :
BEP unit = 50 unit.
BEP rupiah = Rp 500.000
Jika permasalahan tersebut dibuat dalam bentuk
grafik akan seperti grafik berikut.
Dengan menganggap sumbu x (horizontal) adalah
jumlah unit produk yang dibuat dan terjual serta sumbu y (vertical) sebagai nilai
uang yang dikeluarkan dan didapat, Garis jingga
sebagai total biaya pendapatan dan garis abu – abu sebagai total biaya
pengeluaran. Garis jingga dan garis abu – abu bertemu di titik 50 pada sumbu x
dan 500 pada sumbu y, apabila diartikan terletak saat memproduksi dan menjual
50 unit produk dengan nilai pendapatan Rp 500.000. Berarti Titik Impas tercapat
apabila garis pendapatan dan pengeluaran ‘bertemu’.
Sekian penjelasan yang dapat saya sampaikan.
Sampaikan pendapat – pendapat kalian di kolom komentar ya J. Share ilmu ini ke kawan – kawan kalian!
Komentar
Posting Komentar