Jumlah penduduk Indonesia yang banyak merupakan suatu potensi yang perlu
dikembangkan dan dipertahankan serta digunakan sebaik – baiknya. Jumlah yang
banyak, apalagi sebagian besar dari jumlah tersebut adalah penduduk usia
produktif alias usia kerja, merupakan
suatu potensi yang besar. Banyak jumlah penduduk berarti banyak tenaga kerja
yang tersedia. Namun, apabila tidak diimbangi dengan jumlah lapangan kerja yang
dapat menampung semua tenaga kerja maka akan timbul permasalahan baru, yaitu
pengangguran. Apa itu pengangguran, apa saja jenis – jenis pengangguran, apa
saja dampak dari pengangguran dan bagaimana mengatasi pengangguran? Akan
dibahas dalam postingan blog ini.
A. Definisi.
Pengangguran atau istilah lainnya Tunakarya
adalah orang yang tidak bekerja atau masih sedang mencari pekerjaan. Definisi
lainnya, pengangguran yaitu angkatan kerja yang tidak bekerja meskipun mampu
untuk bekerja. Jadi, setiap orang yang sudah mencapai usia kerja dan mampu
untuk melakukan pekerjaan namun masih belum mendapatkan pekerjaan dan/atau
sedang mencari pekerjaan disebut pengangguran.
B. Jenis
– Jenis.
Pengangguran terdiri dari beberapa jenis
tergantung kondisi dan sebab dari pengangguran tersebut. Pengangguran dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu berdasarkan sifatnya dan berdasarkan penyebabnya.
1.
Berdasarkan
Jam Kerjanya.
a.
Pengangguran
Terbuka (Open Unemployment).
Pengangguran
terbuka adalah pengangguran yang sama sekali tidak bekerja maupun sedang
mencari pekerjaan. Pengangguran jenis ini disebabkan tidak tersedianya lapangan kerja yang mencukupi untuk seluruh
tenaga kerja, bisa juga karena tidak adanya kecocokan antara lapangan kerja
yang tersedia dengan latar pendidikan dari tenaga kerja.
b.
Pengangguran
Setengah Menganggur (Under Unemployment).
Pengangguran
jenis ini adalah pengangguran yang bekerja tidak secara full selama 7-8 jam per
hari atau bekerja kurang dari 35 jam per minggu. Karena jam kerjanya tidaklah
full maka penghasilan yang didapat juga tidak full.
c.
Pengangguran
Terselubung (Disguised Unemployment).
Pengangguran
terselubung adalah pengangguran dimana orang tersebut telah bekerja namun
produktivitasnya rendah. Hal ini bisa dikarenakan tidak sesuainya latar
pendidikan dengan pekerjaan yang dilakukan, maupun karena orang tersebut
bekerja dimana tempat kerjanya tersebut tidak terlalu memerlukan tenaganya
karena telah mencukupinya jumlah tenaga kerja yang diperlukan.
2.
Berdasarkan
Penyebabnya.
1.
Pengangguran
Konjuktor/Siklis/Siklikal (Cyclical Unemployment).
Pengangguran
Konjungtor/Siklikal adalah pengangguran yang disebabkan oleh menurunnya keadaan
ekonomi suatu wilayah. Menurunnya keadaan ekonomi disini misalnya menurunnya
daya beli oleh masyarakat atas suatu produk. Penurunan daya beli ini
mempengaruhi menurunnya jumlah produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan
sehingga jumlah produksi akan dikurangi. Pengurangan jumlah produksi akan
menyebabkan terdapat tenaga kerja yang tidak terpakai. Tenaga kerja ini akan
diberhentikan, atau istilah lainnya di-PHK sehingga mereka akan menganggur.
Pengangguran siklis dapat diatasi dengan melakukan usaha untuk meningkatkan
daya beli masyarakat atas suatu produk, seperti melakukan berbagai kegiatan
promosi yang menarik dan meningkatkan kualitas suatu produk di mata konsumen.
2.
Pengangguran
Struktural (Structural Unemployment).
Pengangguran
structural adalah pengangguran yang disebabkan berubahnya struktur perekonomian
suatu wilayah. Misalnya, suatu wilayah mengalami peralihan kegiatan ekonomi
dari sector pertanian ke sector industry. Karena pergantian ini, ada tenaga
kerja yang sebelumnya sudah terbiasa dengan kegiatan bertani sulit untuk
beradaptasi ke kegiatan industry sehingga mereka tidak bekerja pada sector
industry dan menganggur.penggangguran jenis ini disebut juga pengangguran
teknologi karena biasanya perubahan struktur ekonomi suatu wilayah dibarengi
dengan peningkatan penggunaan dan penguasaan teknologi canggih. Tenaga kerja
yang tidak dapat menggunakan teknologi tersebut akan menganggur. Penggangguran
structural dapat diatasi dengan menyediakan fasilitas pendidikan dan pelatihan
yang memadai bagi tenaga kerja sehingga dapat beradaptasi terhadap perubahan
kegiatan ekonomi dan teknologi.
3.
Pengangguran
Friksional (Frictional Unemployment).
Penggangguran
friksional atau disebut juga pengangguran transsisional (peralihan) adalah
pengangguran yang terjadi karena berpindahprofesinya seseorang ke profesi lain
yang menurutnya lebih menjanjinkan dan sesuai keinginannya. Saat tenaga kerja
berpindah profesi, maka akan memakan waktu untuk mendapatkan profesi yang
diinginkannya. Halangan waktu ini diakibatkan tidak dapat bertemunya antara
pencari kerja dan pembuka lowongan tenaga kerja. Jadi, pengangguran friksional
bisa juga didefinisikan sebagai pengangguran yang disebabkan oleh adanya
gangguan yang tidak dapat mempertemukan pencari kerja dengan perusahaan.
Pengangguran jenis ini dapat diatasi dengan menyediakan informasi lengkap
mengenai lowongan pekerjaan.
4.
Pengangguran
Musiman (Seasonal Unemployment).
Pengangguran
musiman adalah pengangguran yang disebabkan adanya pengaruh musim atau waktu
sehingga pada waktu tertentu tenaga kerja tidak dapat bekerja. Pada umumnya,
pengangguran jenis ini terjadi pada sector pertanian karena dalam kegiatan
pertanian ada jeda waktu untuk menunggu suatu proses. Untuk mengatasi
pengangguran ini dapat dilakukan dengan menyediakan pekerjaan lain bagi
penganggur di bidang lainnya yang tidak terpengaruh oleh waktu.
C. Dampak.
Keberadaan pengangguran dalam suatu negara
memiliki dampak negative terhadap kondisi perekonominan negara tersebut. Dampak
tersebut melingkupi berbagai bidang kehidupan, seperti dampak terhadap
perekonomian dan dampak terhadap kehidupan sosial. Adanya status pengangguran
tidak hanya berdampak pada diri sendiri, namun juga kepada keluarga,
masyarakat, kota, bahkan hingga ke negara. Berikut ini adalah dampak – dampak
dari adanya pengangguran.
1.
Menurunnya
tingkat kesejahteraan masyarakat.
Adanya pengangguran dalam suatu negara berarti
ada masyarakat yang tidak bekerja. Karena tidak bekerja maka masyaraakt
tersebut tidak memiliki penghasilan. Karena tidak memiliki penghasilan berarti
masyarakat tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup nya. Jadi dengan
adanya status pengangguran dalam suatu masyarakat maka masyarakat tersebut
sulit bahkan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Keadaan inilah yang dapat
menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
2.
Meningkatnya
angka kemiskinan.
Semakin banyak masyarakat yang hidup dalam
tingkat kesejahteraan yang rendah, maka angka kemiskinan juga akan meningkat.
Penduduk yang hidup dalam kemiskinan akan meningkat jumlahnya. Meningkatnya
angka kemiskinan berarti beban negara untuk masyarakat miskin akan meningkat
karena berusaha untuk menyejahterakan penduduk miskin tersebut dengan berbagai
bantuan sosial.
3.
Meningkatnya
angka kriminalitas.
Dengan meningkatnya angka kemiskinan maka
masyarakat miskin akan berusaha dengan segala cara untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Bahkan cara – cara tidak terpuji dilakukannya, seperti mencuri,
merampok, membegal, bahkan hingga membunuh untuk mendapatkan apa yang
diinginkannya.
4.
Mengurangi
pendapatan nasional.
Pengangguran menyebabkan realisasi pendapatan
nasioan lebih rendah daripada pendapatan nasional potensial. Hal ini
dikarenakan menurunnya penerimaan pajak dari pajak penghasilan penduduk. Besar
kecil pajak penghasilan yang diterima negara ditentukan oleh jumlah tenaga
kerja yang bekerja di sector formal. Jika tingkat pengangguran tinggi,
penerimaan negara melalui pemungutan pajak penghasilan akan menurun sehingga
proses pembangunan ekonomi nasional terhambat.
5.
Ketidakstabilan
politik.
Dengan meningkatnya jumlah pengangguran maka
akan semakin banyak juga angka kemiskinan. Angka kemiskinan yang tinggi akan
menyebabkan meningkatnya krisis moral berupa meningkatnya tindak kriminalitas,
kurangnya rasa tanggung jawab dan kejujuran, dan lain sebagainya. Apabila krisis
moral semakin meluas hingga mencakup dalam lingkungan pemerintahan maka akan
terjadi ketidakstabilan politik. Ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah
juga akan menyebabkan masyarakat dari kalangan miskin dan pengangguran akan
bertindak anarkis sehingga akan terjadi kerusuhan dan kegiatan pemerintahan
tidak berjalan lancer.
D. Upaya
Mengatasinya.
Pengangguran merupakan salah satu masalah besar di bidang
ketenagakerjaan yang dihadapi Indonesia. Beberapa tahun belakangan ini,
pemerintah gencar melakukan berbagai program untuk mengurangi jumlah
pengangguran. Kita pun dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran dengan
mendukung program pemerintah maupun atas inisiatif sendiri. Berikut beberapa
upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah pengangguran.
1.
Program
Pendidikan dan Pelatihan.
Pemerintah telah menyediakan program pendidikan
yang harus diikuti oleh seluruh kalangan, yaitu pendidikan 12 tahun dari
sekolah dasar hingga menengah atas bahkan telah tersedia program pendidikan
tinggi. Sebagai rakyat, kita harus mendukung program pemerintah tersebut dengan
menempuh pendidikan dengan sebaik – baiknya dan belajar yang giat agar
memperoleh bekal di dunia kerja. Pemerintah juga menyediakan berbagai program
pelatihan, baik keterampilan untuk bisa bekerja secara optimal maupun
keterampilan berwirausaha. Pelatihan – pelatihan tersebut kita ikuti untuk
menambah keterampilan dan pengalaman sebagai modal utama dalam memasuki dunia
kerja.
2.
Penyediaan
informasi lowongan kerja.
Pemerintah menyediakan informasi mengenai
lowongan pekerjaan, baik itu bekerja di instansi pemerintah, perusahaan negara
dan daerah, hingga perusahaan – perusahaan lainnya. Even seperti job fair
adalah salah satu bentuk penyediaan informasi lengkap mengenai lowongan kerja.
Kita juga harus menginformasikan adanya lowongan kerja kepada kerabat dan kawan
kita bagi mereka yang ingin segera mendapatkan pekerjaan.
3.
Penyelenggaraan
program pemagangan.
Program pemagangan adalah untuk meningkatkan
keterampilan calon – calon pekerja untuk bisa langsung beradaptasi dengan dunia
kerja yang sesungguhnya. Program ini sebaiknya disediakan oleh setiap instansi
agar calon – calon tenaga kerja mereka bisa bekerja optimal karena telah
memiliki pengalaman sebelumnya. Kita juga diharuskan mengikuti program
pemagangan tersebut agar keterampilan dan pengalaman kita semakin banyak
sehingga memperbesar kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan.
4.
Transmigrasi.
Terkadang, di suatu daerah tidak lagi memiliki
lowongan pekerjaan namun di daerah lain masih banyak terdapat lowongan pekerjaan.
Maka program transmigrasi adalah jawaban bagi para pengangguran untuk
mendapatkan pekerjaan. Dengan bertransmigrasi, maka para pengangguran bisa
memperoleh banyak informasi lowongan pekerjaan dan memiliki kesempatan yang
besar untuk bekerja.
5.
Berwirausaha.
Pemerintah menghimbau agar penduduk tidak hanya
sebagai pekerja, namun juga berperan sebagai pencipta pekerjaan. Oleh karena
itu, program kewirausahaan adalah usaha untuk menciptakan pekerjaan.
Masih banyak lagi solusi untuk menanggulangi masalah pengangguran.
Keberhasilan dari Solusi – solusi tersebut juga tergantung pada kemauan dan
kesiapan dari para pengangguran untuk segera bekerja. Juga setiap jenis
pengangguran memiliki solusi penyelesaian yang berbeda – beda. Namun, secara
umum, seperti itulah solusi yang dapat kita terapkan untuk mengurangi jumlah
pengangguran di Indonesia.
Pengangguran akan tetap terus ada selama terus terjadinya pertumbuhan
penduduk yang tidak disertai dengan pertumbuhan kondisi perekonomian. Sehingga
kita harus selalu siap untuk mengatasi hal tersebut agar kita tidak menjadi
korban. Semoga blog ini bermanfaat untuk para pembaca.
Komentar
Posting Komentar