salah satu hal yang dipelajari dalam ilmu kimia
yaitu reaksi – reaksi suatu materi. Dalam pereaksian suatu materi, materi
mengalami perubahan menjadi materi lain dengan sifat yang lain dengan sifat
materi sebelumnya. Dalam pereaksian materi, juga melibatkan perhitungan –
perhitungan kuantitatif. Perhitungan kuantitatif dalam kimia berpatokan pada 5
hukum dasar kimia yaitu Hukum Kekekalan
Massa (Hukum Lavoisier), Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust), Hukum
Perbandingan Berganda (Hukum Dalton), Hukum Perbandingan Volume (Hukum
Gay-Lussac), dan Hukum Avogrado. Postingan kali ini akan membahas satu per
satu dari kelima hokum dasar tersebut secara ringkas.
A. Hukum
Kekekalan Massa.
Hukum ini dicetuskan oleh Antoine Laurent Lavoisier, sehingga hokum ini disebut juga Hukum
Lavoisier.
Bunyi dari Hukum ini adalah
“MASSA ZAT SEBELUM REAKSI SAMA DENGAN MASSA ZAT
SESUDAH REAKSI”.
Berikut ini adalah contoh penerapan Hukum
Kekekalan Massa.
Air (H20) bisa didapat dengan mereaksikan
sejumlah gram gas Hidrogen (H2) dengan gas Oksigen (O2). Perhatikan tabel
berikut!
Dari tabel tersebut, dapat kita lihat bahwa
dari semua variasi massa yang direaksikan, total massa reaktan (zat sebelum
reaksi) dengan massa produk (zat hasil sesudah reaksi) selalu sama.
B. Hukum
Perbandingan Tetap.
Hukum ini dicetuskan oleh Joseph Louis Proust,
sehingga hokum ini dikenal juga dengan sebutan Hukum Proust.
Bunyi dari hokum ini adalah
“PERBANDINGAN MASSA UNSUR – UNSUR PENYUSUN
SUATU SENYAWA ADALAH TETAP”
Berikut adalah contoh penerapan Hukum
Perbandingan Tetap.
Senyawa air (H2O) diperoleh dari pereaksian
senyawa H2 dan O2. Perhatikan tabel berikut!
Dari tabel tersebut terbukti bahwa senyawa air
yang didapat dengan mereaksikan gas H2 dengan gas O2
memiliki komposisi perbandingan massa penyusun yang selalu sama yaitu 1 : 8.
Sehingga untuk mendapatkan senyawa air diperlukan pereaksian kedua unsur
penyusun tersebut dengan jumlah massa masing – masing sesuai dengan kelipatan
dari angka perbandingan massa unsur penyusun tersebut.
C. Hukum
Perbandingan Berganda.
Hokum ini dicetuskan oleh John Dalton, sehingga
dikenal juga dengan sebutan Hukum Dalton.
Bunyi dari hokum ini adalah
“APABILA DUA UNSUR MEMBENTUK LEBIH DARI SATU
SENYAWA, DENGAN MASSA SALAH SATU UNSUR ADALAH SAMA UNTUK SEMUA SENYAWA DAN
MASSA UNSUR LAINNYA BERBEDA UNTUK SEMUA SENYAWA, MAKA PERBANDINGAN MASSA UNSUR
YANG BERBEDA INI BERUPA BILANGAN BULAT DAN SEDERHANA”
Berikut adalah contoh penerapan Hukum
Perbandingan Berganda.
Pembentukan senyawa CO dan CO2
terbentuk dari atom C dan atom O. Perhatikan tabel data percobaan pembentukan
kedua senyawa berikut!
Dari tabel data percobaan tersebut terlihat
bahwa massa C yang membentuk masing – masing dari kedua senyawa bernilai sama,
namun massa O yang membentuk kedua senyawa tersebut berbeda dan membentuk
perbandingan diantara keduanya yaitu 1 : 2. Jadi, tabel data percobaan tersebut
telah sesuai dengan Hukum Dalton.
D. Hukum
Perbandingan Volume.
Hukum ini dicetuskan oleh Joseph Louis
Gay-Lussac, sehingga dikenal juga dengan sebutan Hukum Gay-Lussac.
Bunyi dari hokum ini adalah
“PADA SUHU DAN TEKANAN YANG SAMA, VOLUME GAS
SEBELUM DAN SESUDAH REAKSI MEMBENTUK PERBANDINGAN BERUPA BILANGAN BULAT DAN
SEDERHANA”
Berikut adalah contoh penerapan Hukum
Perbandingan Volume.
gas Hidrogen direaksikan dengan gas Oksigen
untuk menghasilkan uap air dengan rumus persamaan reaksi 2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g). dengan berbagai kombinasi volume gas Hidrogen
dan oksigen yang berbeda – beda. Nantinya setelah reaksi akan menghasilkan uap
air dengan volume yang berbeda juga untuk setiap kombinasinya. Volume gas sebelum
dan sesudah reaksi nantinya akan membentuk angka perbandingan berupa bilangan
bulat dan sederhana.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut!
Jika kita perhatikan secara seksama, maka akan
ditemukan pola perbandingan antara volume gas hidrogen dan oksigen sebelum
direaksi dengan volume air sesudah reaksi dan hubungannya dengan perbandingan
angka koefisien
Apabila dilihat dari rumus persamaan reaksinya,
reaksi ini memiliki perbandingan angka koefisien 2:1:2.
Untuk kombinasi pertama, perbandingan volume
gas sebelum dan sesudah reaksi adalah 1:0,5:1. Hubungannya dengan perbandingan
koefisien adalah apabila semua angka dalam perbandingan volume tersebut dikali
2 maka hasil perkalian tersebut akan sama dengan perbandingan koefisien.
Begitu juga dengan kombinasi kedua dan ketiga, yang
miliki perbandingan volume setara dengan perbandingan angka koefisien.
E. Hukum
Avogrado.
Hukum ini dicetuskan oleh Amadeo Avogrado.
Bunyi dari hokum ini adalah
“PADA SUHU DAN TEKANAN YANG SAMA, PERBANDINGAN
VOLUME GAS SESUAI DENGAN PERBANDINGAN JUMLAH MOLEKULNYA”
Berikut adalah contoh penerapan Hukum Avogrado.
Jawaban :
Diketahui :
1.
V CO2
(g) = 35 L
2.
Jumlah
molekul CO2 (g) = 4,5 x 1023 molekul.
3.
V H2
(g) = 7 L
Ditanyakan :
a.
Jumlah
molekul dari H2 (g)
Penyelesaian.
Karena soal diatas melibatkan
besaran volume (V) dan jumlah partikel, maka bisa diselesaikan
dengan menggunakan RUMUS PERSAMAAN HUKUM AVOGRADO.
Jadi, jumlah
molekul dari 7 Liter H2 (g) adalah 9 x 1022 molekul
Komentar
Posting Komentar