Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas petunjuk-Nya kami dapat menyusun makalah ini. Penyusunan makalah
ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas yang diberikan dari guru PPKN.
Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai peran
Indonesia di dunia internasional, utamanya dalam tiga organisasi internasional;
PBB, ASEAN, Gerakan Nonblok.
Dalam penyusunan makalah ini pasti terdapat
ketidaksempurnaan sehingga kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga dengan kehadiran makalah ini dapat menambah
wawasan pembaca.
Batam, Maret 2020
Penyusun
BAB 1 : Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Indonesia
merupakan bagian dari dunia internasional sehingga perlu dan penting bagi
Indonesia untuk turut serta dan berperan penting dalam dunia internasional.
Keterlibatan dan peran penting Indonesia tersebut dapat dilihat dari
keikutsertaan Indonesia dalam beberapa lembaga internasional, seperti PBB,
ASEAN, dan Gerakan Nonblok.
1.2
Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul
makalah ini, rumusan masalah yang dibahas meliputi :
1. Bagaimana
peran Indonesia dalam organisasi PBB?
2. Bagaimana
peran Indonesia dalam organisasi ASEAN?
3. Bagaimana
peran Indonesia dalam organisasi Gerakan Nonblok?
1.3
Tujuan
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk :
1.
Untuk memenuhi
tugas yang diberikan dari guru PPKN.
2.
Untuk mengetahui
peran Indonesia dalam dunia internasional.
3.
Untuk mengetahui
peran Indonesia dalam organisasi PBB.
4.
Untuk mengetahui
peran Indonesia dalam organisasi ASEAN.
5.
Untuk mengetahui
peran Indonesia dalam organisasi Gerakan Nonblok.
BAB 2 : Pembahasan
2.1
Perserikatan Bangsa – Bangsa.
Perserikatan Bangsa – Bangsa, atau disingkat sebagai
PBB dan disebut sebagai United Nations dalam
Bahasa Inggris, adalah organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24
Oktober 1945 untuk mendorong kerjasama internasional. Badan ini merupakan pengganti
Liga Bangsa – Bangsa yang dibubarkan karena tidak mampu mencegah terjadinya
Perang Dunia 2 sehingga keberadaan PBB diharapkan dapat mencegah konflik
serupa.
Tujuan utama PBB adalah (1) menjaga perdamaian dan
keamanan dunia, (2) memajukan dan mendorong hubungan persaudaraan antarbangsa
melalui penghormatan hak asasi manusia, (3) membina kerjasama internasional
dalam pembangunan bidang ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan, (4) menjadi
pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang membahayakan
perdamaian dunia, dan (5) menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi
kelaparan, bencana alam, dan konfik bersenjata.
PBB saat ini terdiri dari lima organisasi utama, yaitu
Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Sekretariat, dan
Mahkamah Internasional. Empat dari lima badan utama tersebut berkedudukan di
Manhattan, New York, sedangkan Mahkamah Internasional berkedudukan di Den Haag,
Belanda. Selain kelima badan utama tersebut, juga terdapat organisasi lainnya
yang menjalankan tugas – tugas tertentu, seperti WHO, FAO, IMF, World Bank,
UNESCO, dan lain sebagainya.
Hingga saat ini, PBB beranggotakan 193 negara. Dari
jumlah tersebut, 51 negara adalah anggota asli atau anggota pendiri dari PBB
yang menandatangani piagam berdirinya PBB pada Konferensi San Fransisco. 142
negara lainnya baru bergabung setelah konferensi tersebut berlangsung.
2.2 ASEAN.
ASEAN, yang merupakan kepanjangan dari Association of
Southeast Asian Nations yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai
Perhimpunan Bangsa – Bangsa Asia Tenggara (Perbara), adalah organisasi
geopolitik dan ekonomi dari negara – negara di kawasan Asia Tenggara. Tujuan dari
berdirinya ASEAN adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan
sosial, dan pengembangan kebudayaan negara – negara anggotanya, memajukan
perdamaian dan kestabilan di tingkat regional, serta meningkatkan kesempatan
untuk membahas perbedaan di antara anggotanya dengan damai.
Hingga saat ini, jumlah negara yang tergabung dalam
organisasi ASEAN ada 10 negara, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand,
Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Lima negara
pertama merupakan negara pendiri ASEAN. Selanjutnya diikuti oleh lima negara
lainnya.
ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok
oleh lima negara pendiri yang ditandai dengan penandatangan Deklarasi Bangkok
oleh Menteri Luar Negeri negara pendiri yaitu Adam Malik (Indonesia), Narsisco
Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan
Thanat Khoman (Thailand). Inti dari isi Deklarasi Bangkok adalah meningkatkan
kerjasama di berbagai sector antar negara di kawasan Asia Tenggara.
2.3 Gerakan Nonblok.
Gerakan Non-Blok, disebut juga sebagai Non-Aligned Movement dalam Bahasa
Inggris, adalah suatu organisasi internasional yang terdiri dari lebih dari 100
negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar manapun.
Tujuan dari organisasi ini adalah untuk menjamin kemerdekaan, kedaulatan,
integritas territorial, dan keamanan dari negara – negara nonblok dalam
perjuangan mereka menentang imperialism, kolonialisme, neo-kolonialisme,
apartheid, rasisme, dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi,
interferensi atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok politik; wadah
perjuangan negara berkembang; mengurangi ketegangan antara Blok Barat dan Blok
Timur; dan mencegah serta tidak membenarkan penyelesaian sengketa dengan
kekerasan senjata.
Latar belakang diadakannya Gerakan Non-Blok adalah
adanya keinginan dari beberapa negara untuk tidak memihak pada satu kubu atau
blok dan memilih bersikap netral. Pada tahun 1960-an, dunia sedang dalam
situasi kurang baik karena terjadi perselisihan antara dua kubu kekuatan besar
dunia berbeda pandangan, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Kedua kubu berusaha
menyebarkan paham mereka dan mengajak negara lain untuk berpihak pada mereka.
Keberadaan gerakan ini membuat negara lain merasa aman dari perselisihan kedua
kubu tersebut.
Gerakan Non-Blok dipelopori oleh lima negara yang
diwakili oleh lima pemimpin negara tersebut yaitu Indonesia oleh Presiden
Soekarno, Yugoslavia oleh Presiden Joseph Broz Tito, Mesir oleh Presiden Gamal
Abdul Nasser, India oleh Perdana Menteri Jawaharlal Nehru, dan Ghana oleh
Presiden Kwame Nkrumah.
Konferensi Tingkat Tinggi pertama Gerakan Non-Blok
pertama kali diadakan di Beograd, Yugoslavia pada tanggal 1-6 September 1961.
KTT ini diharidi oleh 25 negara dari Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika.
2.4 Peran Indonesia dalam organisasi
PBB.
Indonesia
resmi menjadi anggota PBB pada tanggal 28 September 1950, kurang dari setahun
sejak pengakuan kedaulatan oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar. Sempat
keluar dari keanggotaan PBB pada tanggal 7 Januari 1965 dan kembali lagi pada
tanggal 28 September 1966, Indonesia telah memiliki cukup banyak peran dalam
keanggotaan PBB hingga saat ini. Sebagai anggota PBB, otomatis Indonesia juga
menjadi anggota dari beberapa organisasi bawahan PBB, seperti ECOSOC, ILO,
maupun FAO.
Peran
pertama Indonesia dalam organisasi PBB yaitu mengutus Lambertus Nicodemus Palar
sebagai Wakil Tetap RI yang pertama di PBB. Duta Besar Palar memiliki peran
besar dalam usaha mendapatkan pengakuan internasional terhadap kemerdekaan
Indonesia pada saat konflik Indonesia-Belanda tahun 1947.
Indonesia
juga berperan dalam salah satu tujuan PBB yaitu menjaga perdamaian. Dalam
beberapa kali kesempatan, Indonesia terlibat aktif dalam perdamaian dunia
dengan mengirimkan Pasukan Garuda untuk bergabung dalam pasukan perdamaian PBB.
Pasukan tersebut terjun langsung dalam sejumlah misi di negara internasional
untuk memelihara perdamaian. Indonesia juga terlibat aktif dalam Dewan Keamanan
PBB sebagai anggota tidak tetap. Indonesia pertama kali menjadi anggota tidak
tetap Dewan Keamanan PBB pada periode 1974-1975. Terpilih kembali pada tahun
1995-1996, dan terakhir kali menjabat pada tahun 2007-2009.
Pada
tahun 1974, Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Adam Malik, pernah menjabat
sebagai ketua dalam Sidang Majelis Umum PBB.
Indonesia terpilih sebanyak sebelas
kali sebagai anggota Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, dua kali ditunjuk sebagai
presiden dari Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, dan tiga kali terpilih sebagai
wakil presiden dari Dewan Ekonomi dan Sosial PBB.
Indonesia bahkan terpilih sebanyak 3
kali menjadi anggota Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Indonesia menjadi salah satu anggota pertama Dewan Hak Asasi Manusia dari 47
negara anggota PBB lainnya yang dipilih tahun 2006. Indonesia selanjutnya terpilih
kembali menjadi anggota Dewan HAM pada periode 2007 -2010. Selain itu,
Indonesia juga ditunjuk sebagai wakil presiden dari Dewan Hak Asasi Manusia
pada periode tahun 2009 – 2010.
Indonesia mencatat prestasi di
Komisi Hukum Internasional PBB/ International Law CommissionI (ILC) dengan
terpilihnya mantan Menteri Luar Negeri Mochtar Kusuma Atmadja sebagai anggota
ILC untuk periode 1992 – 2001. Selain itu, pada Sidang Majelis Umum PBB ke-61
pun Duta Besar Nugroho Wisnumurti terpilih sebagai anggota ILC untuk periode
2007 – 2011 setelah bersaing dengan 10 kandidat lainnya dari Asia.
2.5 Peran Indonesia dalam organisasi
ASEAN.
Selain
turut berperan aktif dalam kerjasama internasional dalam ruang lingkup dunia,
Indonesia juga berperan dalam kerjasama internasional dalam ruang lingkup
perwilayahan atau regional, dalam hal ini kawasan Asia Tenggara melalui wadah
organisasi ASEAN.
Indonesia
bersama Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina menjadi pendiri dari
organisasi ASEAN. Pendirian ASEAN ditandai dengan penandatanganan Deklarasi
Bangkok di Thailand pada tahun 1967. Indonesia mengirimkan Menteri Luar Negeri
Adam Malik sebagai wakil Indonesia dalam penandatangan deklarasi tersebut.
Indonesia
merupakan tuan rumah pertama dalam penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi
ASEAN. KTT ASEAN yang dilaksanakan di Bali pada tanggal 23-24 Februari 1976
tersebut menghasilkan keputusan berupa Deklarasi ASEAN Bali Concord 1 dan
prinsip dasar perjanjian persahabatan dan kerjasama. Sesudahnya Indonesia
beberapa kali terpilih sebagai tuan rumah KTT ASEAN, bergantian dengan negara
anggota lainnya.
Lokasi
dari Gedung Sekretariat ASEAN berada di Jakarta, Indonesia. Di gedung inilah
Sekretaris Jenderal ASEAN bertugas. Tiga tokoh Indonesia pernah terpilih dan
menjabat sebagai Sekretaris Jenderal ASEAN, yaitu H. R. Dharsono (1977-1978),
Umarjadi Nyotowijono (1978-1979), dan Rusli Noor (1989-1992).
2.6 Peran Indonesia dalam organisasi
Gerakan Nonblok.
Indonesia
berperan cukup penting dalam Gerakan Non-Blok. Indonesia adalah salah satu dari
lima nega pelopor Gerakan Non-Blok dimana Presiden Soekarno beserta lima
pemimpin negara lainnya ikut dalam menggagas keberadaan gerakan ini dalam KTT
pertama Gerakan Non-Blok di Beograd, Yugoslavia.
Indonesia
pernah menjadi tuan rumah KTT Non-Blok. KTT Gerakan Non-Blok yang ke-10
berlangsung di Jakarta pada tanggal 1-6 September 1992. Setelah KTT tersebut
berlangsung, Presiden Soeharto dipilih sebagai Sekretaris Jenderal Gerakan
Non-Blok pada periode 1992-1995.
BAB 3 : Penutup
3.1 Kesimpulan
Sejak
Indonesia merdeka, Indonesia telah cukup aktif ambil peran dalam dunia
internasional. Di beberapa organisasi seperti ASEAN dan Gerakan Non-Blok,
Indonesia adalah pelopor untuk mewujudkan suatu tujuan bersama beberapa negara.
Sebagai anggota PBB, Indonesia juga turut berperan memberikan solusi atas
permasalahan dunia. Beberapa tokoh diutus ke beberapa lembaga Internasional
mewakili Indonesia memberikan suaranya kepada dunia dan turut berpartisi mencari
penyelesaian atas permasalahan dunia. Hal ini sesuai dengan asas yang dianut
Indonesia dalam melakukan politik luar negeri, yaitu Bebas dan Aktif.
Daftar Pustaka
Untuk file PDF, silahkan klik link di bawah ini!
Komentar
Posting Komentar