Dalam ilmu kimia, salah satu hal yang
dipelajari yaitu reaksi – reaksi suatu materi. Dalam pereaksian suatu materi,
materi mengalami perubahan menjadi materi lain dengan sifat yang lain dengan
sifat – sifat materi sebelumnya. Dalam pereaksian materi, juga melibatkan
perhitungan – perhitungan kuantitatif. Perhitungan kuantitatif dalam kimia
berpatokan pada hukum – hukum dasar kimia. Ada 5 hukum dasar kimia yang
digunakan sebagai patokan dalam melakukan perhitungan kimia. Hukum – hukum
tersebut yaitu Hukum Kekekalan Massa
(Hukum Lavoisier), Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust), Hukum Perbandingan
Berganda (Hukum Dalton), Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay-Lussac), dan
Hukum Avogrado. Postingan kali ini akan dibahas secara jelas Hukum Kekekalan Massa.
A.
Apa itu Hukum Kekekalan Massa?
Hukum Kekekalan Massa, atau dikenal sebagai
Hukum Lavoisier, merupakan hukum yang menjelaskan hubungan antara massa sebelum
reaksi dan sesudah reaksi. Hukum ini dikemukakan oleh Antoine Laurent Lavoisier.
Pencetus Hukum Kekekalan Massa, Antoine Laurent Lavoisier |
B.
Bagaimana Asal – Usul Hukum Kekekalan Massa?
Pada abad ke-17, ilmuwan – ilmuwan berpendapat
bahwa dalam pereaksian kimia suatu materi, akan terjadi pengurangan massa
materi saat sebelum dan sesudah direaksikan. Pendapat ini dikenal sebagai teori flogiston. Berdasarkan teori ini,
saat pereaksian kimia suatu materi, akan terjadi pengurangan massa dari meteri
tersebut yang disebabkan oleh lepasnya gas flogioston (gas tidak mudah
terbakar) ke udara. Pereaksian kimia yang dimaksud disini adalah reaksi
pembakaran suatu materi. Jadi, teori ini lebih cenderung untuk menjelaskan
reaksi pembakaran dari suatu materi. Teori ini pertama kali dikemukanan oleh
George Ernest Stahl.
Contoh yang digunakan untuk menjelaskan teori
flogiston ini yaitu reaksi yang terjadi pada pembakaran kayu. Sebelum dibakar,
anggap massa kayu bernilai 1 kg. Ketika dibakar, kayu akan menghasilkan abu dan
asap. Saat pembakaran selesai, asap langsung lepas ke udara bebas karena
pembakaran dilakukan di tempat tertutup. Ketika abu kayu hasil pembakaran
ditimbang, didapat nilai dari massa abu tersebut 0,5 kg. Dari reaksi pembakaran
kayu tersebut, didapat bahwa asap yang terbang ke udara bebas merupakan gas
flogiston dan massa abu hasil pembakaran lebih kecil dibanding massa kayu
sebelum dibakar.
Teori ini cukup diterima oleh para ilmuwan.
Namun, pada tahun 1785, Antoine Laurent Lavoisier menemukan fakta bahwa pada
reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa zat. Lavoisier menunjukkan bawa
massa total materi sebelum bereaksi dengan massa total sesudah reaksi adalah
sama.
Lavoisier melakukan eksperimen dengan cairan
logam merkuri dan gas oksigen. Ia mereaksikan cairan merkuri dengan gas oksigen
dalam wadah tertentu di ruang tertutup sehingga menghasilkan senyawa merkuri
oksida. Apabila merkuri oksida dipanaskan kembali maka akan dihasilkan sejumlah
cairan merkuri dan gas oksigen dengan jumlah yang sama dengan sebelumnya. Dari
percobaannya tersebut, ia merumuskan kesimpulan bahwa massa zat sebelum
direaksikan dengan massa zat sesudah direaksikan akan selalu sama. Penyataannya
inilah yang dijadikan sebagai hukum dasar kimia.
Ilustrasi Percobaan yang dilakukan Lavoisier untuk membuktikan pendapatnya |
C.
Bagaimana bunyi dari Hukum Kekekalan Massa? Dan
bagaimana penjelasan dari hukum tersebut?
Bunyi dari hukum kekekalan massa adalah :
“Massa Zat Sebelum Reaksi Sama Dengan Massa Zat
Sesudah Reaksi”
Dari hukum ini, apabila suatu massa zat
direaksikan maka massa tersebut akan selalu sama, baik itu sebelum direaksikan
maupun sesudah direaksikan. Massa zat sebelum reaksi dan sesudah reaksi tidak
akan berkurang maupun bertambah.
D.
Bagaimana penerapan hukum ini dalam reaksi –
reaksi kimia suatu materi?
Mari kita ambil contoh dari eksperimen yang
dilakukan Lavoisier.
Lavoisier melakukan eksperimen dengan
mereaksikan cairan logam merkuri dengan gas oksigen sehingga didapat senyawa
merkuri oksida. Ia melakukan eksperimen ini dengan komposisi massa kedua materi
reaktan (merkuri dan oksigen) berbeda – beda. Perhatikan tabel hasil percobaan
pereaksian cairan logam merkuri dengan gas oksigen untuk mendapatkan senyawa
merkuri oksida berikut!
Tabel Percobaan Pereaksian Merkuri dengan Oksigen untuk menghasilkan senyawa Merkuri Oksida |
Dari tabel diatas terliat bahwa massa total
reaktan yang terdiri dari massa merkuri dan massa oksigen berjumlah sama dengan
massa produk yang dihasilkan. Berarti pernyataan Lavoisier tentang massa zat
akan selalu sama sebelum reaksi dan sesudah reaksi adalah benar.
Bila contoh diatas kurang dimengerti.
Perhatikan contoh berikut ini! Contoh lainnya adalah pereaksian untuk
mendapatkan senyawa yang sangat sering kita jumpai, air. Air yang memiliki
rumus senyawa H2O didapat dengan mereaksikan gas hidrogen (H2)
dan gas oksigen (O2). Perhatikan tabel hasil percobaan pereaksian
gas Hidrogen dan oksigen untuk mendapatkan senyawa air berikut!
Tabel Percobaan Pereaksian Hidrogen dan Oksigen untuk menghasilkan senyawa air |
Dari tabel diatas, terlihat bahwa massa total
reaktan yang merupakan jumlah dari massa hidrogen dan massa oksigen adalah sama
dengan massa zat produk. Jadi, dari kedua contoh percobaan persenyawaan diatas
didapat kesimpulan bahwa pernyataan Lavoisier yang menyatakan bahwa “massa zat
sebelum reaksi dan sesudah reaksi adalah sama” sudah sesuai dengan percobaan
yang telah dilakukan dan pernyataan tersebut menjadi Hukum Dasar Kimia yang
pertama, HUKUM KEKEKALAN MASSA.
BACA JUGA!
HUKUM DASAR KIMIA part 2 (HUKUM PERBANDINGAN TETAP)
HUKUM DASAR KIMIA part 3 (HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA)
HUKUM DASAR KIMIA part 4 (HUKUM PERBANDINGAN VOLUME)
HUKUM DASAR KIMIA part 5 (HUKUM AVOGRADO)
Komentar
Posting Komentar